Keputusanmu masih
belum dapat aku terima
Kenyataan ini masih
belum dapat membuat ku ikhlas
Situasi ini
membingungkan kemana aku harus melangkah
Aku selalu mencoba
tuk mentolerir setiap kesalahan yang kau perbuat
Mencoba mengalah,
walau hati sebenarnya ingin merasakan menang
Mempertahankanmu yang
egois,
Memang kita sudah
tidak sejalan lagi
Memang kita selalu
mengalami pertengkaran
Mungkin cinta sudah
mulai lenyap di antara kita
Semuanya memang sudah
tidak seperti dulu lagi
Kau meninggalkan dua
jenis kenangan untukku
Kenangan manis dan
juga kenangan pahit
Tapi, kini bayanganmu
terus mengulang luka tanpa dapat mengulang tawa
Semakin aku berusaha
mengenyahkan bayangmu,
Semakin kuat wujudmu
menjelma di pikiranku.
Semakin berkelebat
bayanganmu di otakku,
Semakin perih
tertebar di hatiku.
Teringat aku, pada
apa yang kau lakukan untukku
Kau membuatku
tersenyum, di saat hati telah lelah menjerit akan pahitnya hidup
Kau membuatku
tertawa, di saat mata sudah kering karena kehabisan airnya
Dan kau merangkulku,
di saat aku butuh energi untuk tetap kuat
Mungkin waktu,
membuat kita merasa bosan
Mungkin waktu,
membuat kita tak dapat lagi seperti dahulu
Dan mungkin waktu,
sudah tak dapat lagi mengizinkan kita bersama
Perasaan itu masih ada
untukmu
Tapi, sering kali aku
bimbang entah untuk apa perasaan itu
Entah ada untuk
dibalas
Atau hanya sekedar
perasaan yang memang wajar aku rasakan sampai tanpa sadar ia hilang
Kini, tembok telah
tercipta antara kita
Membuat aku dan kau
semakin jauh
Membuat aku dan kau
tak bisa lagi menjadi ‘kita’
Membuat kau kadang
seperti orang asing bagiku
Dadaku berdebar dan
bergemuruh
Seperti ada suatu
perasaan yang tiba-tiba merasuki
Rindu, R-I-N-D-U
Ya, mungkin aku rindu
padamu
Kau harus tau,
Sampai saat ini tak
ada yang bisa mengganti posisimu di kesunyianan hati ini
Sampai saat ini,
belum ada yang bisa mengenalkan kembali padaku rasa ‘cemburu’ itu
Emosiku meluap dan
nyaris tak dapat dibendung ketika rindu dan kenangan merajai
Akalku memang kadang
tak dapat merasionalisasikan semua yang terjadi
Tapi, akhirnya
keadaan dan waktu membuatku paham
Bahwa buku tentang
kita memang tampaknya harus ditutup
Bahwa hatiku harus
dihadirkan cinta yang lain untuk memulai cerita baru
Tertanda,
dariku.
Untukmu,
yang sempat menjadi bagian hidupku.
NB: sebagian puisi ini gue dapet dari seseorang yang
kisahnya emang bener-bener sama seperti gue
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking